Rahasia umum di balik kesuksesan DeepSeek

Sudah menjadi tren di kalangan komentator Barat untuk memprediksi penurunan “keajaiban” ekonomi Tiongkok.

Pertumbuhan yang melambat, sektor real estate yang bermasalah, dan pergeseran demografi sering disebut-sebut sebagai bukti kelesuan tersebut. Ketegangan dengan Amerika Serikat – terutama pada dua pemerintahan terakhir – semakin memperkuat narasi ini.

Namun gambarannya jauh lebih bernuansa. Di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, Washington sejauh ini menghindari tarif dan langkah-langkah yang paling besar yang menurut retorika kampanyenya merupakan kesepakatan yang sudah selesai.

Namun, tiga hari sebelum pelantikannya, Trump berkomentar: “Saya mengantisipasi bahwa kita akan mengatasi banyak masalah bersama-sama, dan segera memulainya. Kami berbicara tentang neraca perdagangan, Fentanyl, TikTok, dan berbagai topik lainnya. Presiden Xi dan saya akan melakukan segala yang kami bisa untuk membuat dunia lebih damai dan aman.”

Komentar-komentar ini menunjukkan pengakuan implisit bahwa perekonomian Tiongkok sedang berkembang, bukan melemah – dan bahwa Amerika Serikat, terlepas dari retorikanya, memahami perubahan struktural yang terjadi di Beijing.

Pertumbuhan yang didorong oleh negara menuju dinamisme sektor swasta

Keberhasilan awal Tiongkok memang didorong oleh manufaktur yang berorientasi ekspor dan industri berat milik negara. Saat ini, lebih dari 65 dari 69 perusahaan Tiongkok yang masuk dalam Fortune Global 500 adalah milik negara.

Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing telah mendorong merger BUMN untuk mendukung “juara nasional”, terutama di sektor-sektor strategis. Sekilas, tindakan tersebut mungkin memperkuat narasi dominasi negara.

Namun kondisinya jelas sedang mengalami pergeseran. Pada akhir tahun 1990an, badan usaha milik negara (BUMN) menyumbang lebih dari separuh hasil industri Tiongkok. Saat ini, mereka memproduksi sekitar 30%. Perusahaan swasta telah menjadi mesin perekonomian dalam penciptaan lapangan kerja dan peningkatan efisiensi.

Perusahaan swasta kini menyumbang lebih dari 50% pendapatan pajak dan lebih dari 60% PDB. Konsumsi, yang sudah lama dibayangi oleh investasi dan ekspor, kini semakin penting – dari 35% PDB satu dekade lalu menjadi hampir 55% pada tahun 2023.

Kebijakan-kebijakan baru ini mendukung pihak swasta dengan menawarkan akses yang lebih besar terhadap infrastruktur ilmiah dan saluran pembiayaan yang lebih baik. Tujuannya jelas: menjaga pengawasan strategis negara sambil memanfaatkan dinamisme sektor swasta.

DeepSeek: inovasi dengan ciri khas Tiongkok

Contoh dinamisme sektor swasta ini adalah DeepSeek, yang didirikan oleh manajer dana lindung nilai Liang Wenfeng. Perusahaan baru-baru ini meluncurkan model bahasa besar (LLM) R1, sebuah sistem AI inovatif yang dikembangkan dengan anggaran yang relatif sederhana.

Arah DeepSeek menantang anggapan bahwa perusahaan-perusahaan Tiongkok hanya mengandalkan inovasi yang didorong oleh negara. Kisahnya malah menyoroti kapasitas sektor swasta untuk mengatasi hambatan domestik dan hambatan eksternal.

Pelajaran dari terobosan awal AI yang dipimpin AS mengarahkan DeepSeek menuju jalur inovatif yang sangat berbeda dari norma-norma Barat: perusahaan tersebut mengembangkan metode pelatihan baru dan “kemampuan penalaran murni” tanpa data yang diawasi, sambil menolak model umum investasi sumber daya besar-besaran yang terlihat di Amerika. Amerika.

Beroperasi di bawah batasan perangkat keras yang dikenakan sanksi, DeepSeek menciptakan teknik pengoptimalan unik untuk sepenuhnya memanfaatkan GPU yang kurang bertenaga, suatu prestasi yang mengejutkan para peneliti AS.

Dengan hanya menggunakan 2.048 GPU Nvidia H800 dan US$5,6 juta, perusahaan ini melatih model dengan 671 miliar parameter – sebanding dengan upaya yang dilakukan oleh raksasa Amerika seperti OpenAI dan Google, yang seringkali menghabiskan biaya berkali-kali lipat.

Bagi Beijing, kemandirian teknologi telah lama menjadi karakteristik ekonomi yang menjadi prioritas strategis. Pada pertemuan para pengusaha baru-baru ini dengan Perdana Menteri Li Qiang, pemimpin paling berpengaruh kedua di Tiongkok, pesan yang disampaikan sangat jelas: “Konsentrasikan upaya untuk menerobos teknologi inti utama.”

Kesuksesan DeepSeek sejalan dengan visi ini. Pendekatan perusahaan yang “mengutamakan lokal” – dengan memperlengkapi jajarannya dengan gelar PhD dari universitas-universitas Tiongkok – menggambarkan strategi Beijing yang lebih luas untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi asing sambil mengembangkan talenta dalam negeri. Hal ini merupakan bagian dari dorongan yang lebih luas menuju ekosistem inovasi mandiri yang mampu mengatasi tekanan geopolitik.

Dari jalur perakitan hingga algoritma

Bahkan saat ini, evolusi ekonomi Tiongkok sering disalahartikan sebagai peralihan dari manufaktur. Pada kenyataannya, hal ini merupakan pergeseran rantai nilai ke atas.

Negara ini terus memanfaatkan kekuatan manufakturnya yang besar, yang dibangun selama beberapa dekade, untuk mendominasi industri teknologi tinggi seperti energi terbarukan, kendaraan listrik, dan AI. Kebangkitan DeepSeek mencerminkan perkembangan perusahaan seperti Huawei dan ByteDance, yang telah bertransformasi dari peniru menjadi inovator global.

Pada saat yang sama, Tiongkok memimpin dunia dalam hal paten terkait AI dan merupakan salah satu negara dengan lulusan terbesar di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika. Ekonomi digitalnya menyumbang lebih dari 40% PDB, didorong oleh raksasa e-commerce Alibaba dan JD.com.

Pendatang baru seperti DeepSeek mendorong batasan lebih jauh dengan menunjukkan bahwa AI berskala global pun dapat muncul dengan anggaran yang lebih kecil jika dipadukan dengan perpaduan yang tepat antara keahlian teknis dan kecerdasan bisnis.

Salah satu aspek yang paling penting, namun terkadang diabaikan, dari keberlangsungan kekuatan ekonomi Tiongkok adalah basis industri dan produksinya yang tak tertandingi. Ekosistem ini, yang dibangun dengan susah payah selama beberapa dekade dengan pertumbuhan yang didorong oleh ekspor, bukan hanya sekedar perakitan berbiaya rendah.

Ini adalah jaringan pemasok, pusat logistik, klaster khusus, dan infrastruktur yang luas dan terintegrasi yang mendukung berbagai industri bernilai tinggi.

1. Skala dan Integrasi
   Jaringan manufaktur Tiongkok tidak tertandingi dalam hal keluasan dan kedalamannya. Dari komponen dasar hingga mesin semikonduktor yang canggih, rantai pasokan negara ini mencakup hampir semua sektor. Kelompok pemasok khusus memungkinkan perusahaan melakukan iterasi dengan cepat, mengurangi biaya, dan meningkatkan produksi dengan cepat. Keunggulan struktural ini terbukti sangat berharga di bidang-bidang dengan pertumbuhan tinggi seperti kendaraan listrik, baterai, dan barang elektronik konsumen.
2. Infrastruktur yang Kuat
   Investasi publik yang besar pada jalan raya, kereta api, dan pelabuhan telah menciptakan jaringan transportasi yang sangat efisien dan memperlancar arus barang. Kemampuan untuk memindahkan material dalam jumlah besar dalam jarak yang jauh dengan biaya yang kompetitif adalah alasan utama Tiongkok berhasil mempertahankan statusnya sebagai “pabrik dunia.” Pada gilirannya, infrastruktur ini mendukung pengembangan sektor-sektor mutakhir—mulai dari bioteknologi hingga perangkat keras AI.
3. Skala Ekonomi dan Pembuatan Prototipe Cepat
   Tidak ada tempat lain yang bisa membuat perusahaan berkembang dari konsep ke produksi massal secepat dan seefektif di Tiongkok. Berkat jaringan padat pemasok komponen, pusat penelitian dan pengembangan, dan fasilitas pengujian, perusahaan-perusahaan Tiongkok dapat mempersingkat siklus pengembangan, sebuah keuntungan penting dalam bidang yang bergerak cepat seperti energi terbarukan dan elektronik canggih. Sinergi ini mendorong inovasi dengan memungkinkan ide-ide diuji, disempurnakan, dan dipasarkan dengan cepat.
4. Dukungan Kebijakan untuk Peningkatan
   Beijing secara aktif mempromosikan modernisasi manufaktur tradisional. Inisiatif seperti “Made in China 2025” menyalurkan sumber daya ke industri teknologi tinggi, termasuk robotika, ruang angkasa, dan kendaraan energi baru. Kebijakan-kebijakan ini juga mendorong kolaborasi antara BUMN dan swasta, mendorong inovasi sekaligus menjaga sektor-sektor strategis. Hasilnya adalah ekosistem manufaktur yang terus meningkatkan rantai nilai – terbukti dari keberhasilan perusahaan seperti DeepSeek, yang mendapatkan keuntungan dari pemasok perangkat keras dan layanan AI lokal.

Tulang punggung industri ini lebih dari sekadar peninggalan masa lalu Tiongkok; ini adalah platform fundamental untuk fase transformasi ekonomi selanjutnya. Perusahaan yang mengembangkan model bahasa besar, baterai EV, atau teknologi ramah lingkungan dapat memanfaatkan basis pemasok, teknisi, dan insinyur yang kuat, sehingga memungkinkan mereka melakukan iterasi lebih cepat dan melakukan penskalaan dengan lebih efisien dibandingkan pesaing di tempat lain.

Sinergi ini mendukung kemampuan Tiongkok untuk beralih ke sektor-sektor terdepan tanpa meninggalkan akar manufakturnya.

Dengan latar belakang ini, prediksi mengenai kehancuran Tiongkok yang akan segera terjadi tampaknya tidak masuk akal. Tantangan-tantangan yang dihadapi negara ini saat ini, seperti tingginya angka pengangguran kaum muda dan kalibrasi ulang sektor real estat, merupakan hal yang signifikan namun tidak unik. Negara-negara besar telah melewati transisi serupa ketika mencapai tahap pembangunan yang sebanding.

Ketika PDB Amerika kira-kira sebesar PDB Tiongkok saat ini, PDB Amerika tumbuh rata-rata 2,4% per tahun. Sebaliknya, Tiongkok mencatat tingkat pertumbuhan sebesar 5,4% pada tahun 2023, 5% pada tahun 2024, dan diproyeksikan mempertahankan pertumbuhan sebesar 4%-5% hingga tahun 2025.

Angka-angka ini, meski lebih rendah dibandingkan ekspansi dua digit di masa lalu, tetap mengesankan bagi perekonomian sebesar Tiongkok. Dan dengan PDB per kapita sebesar $12.970 – jauh di bawah PDB AS sebesar $83.000 – Tiongkok masih mempunyai ruang yang luas untuk “mengejar” pertumbuhan, terutama karena negara ini berinvestasi lebih banyak di bidang pendidikan, inovasi, dan konsumsi dalam negeri.

Terlebih lagi, pertumbuhan bertahap dalam perekonomian senilai $17 triliun akan menambah PDB global secara signifikan. Dengan melakukan reformasi struktural, mendorong inovasi sektor swasta, dan membuka kesejahteraan rumah tangga, Beijing tampaknya berkomitmen untuk meletakkan dasar bagi model ekonomi yang lebih stabil—model yang tidak terlalu rentan terhadap guncangan eksternal dan lebih selaras dengan kelas menengah yang jumlahnya sekitar 400 juta orang.

Dibuat di AS, dibuat ulang di Tiongkok

Mengabaikan perekonomian Tiongkok sebagai negara yang telah “puncak” berarti mengabaikan metamorfosis yang sedang berlangsung. Bangkitnya perusahaan seperti DeepSeek menggarisbawahi dinamisme sektor swasta Tiongkok dalam mendorong inovasi dan mengatasi hambatan eksternal.

Pencapaian DeepSeek memberikan contoh narasi ketahanan yang lebih luas, dimana tantangan – meskipun signifikan – bukannya tidak dapat diatasi atau menunjukkan penurunan yang tidak dapat dihindari.

Perspektif yang lebih berbeda menunjukkan transisi Tiongkok dari model yang didorong oleh ekspor dan banyak investasi menjadi model yang berpusat pada konsumsi domestik dan inovasi teknologi. Bukannya ditinggalkan, infrastruktur manufakturnya yang luas terus ditingkatkan dan diterapkan kembali untuk mendukung masa depan teknologi tinggi.

Evolusi ini merupakan bukti ketahanan, kecerdikan, dan kapasitas Tiongkok untuk melakukan reinvensi – kualitas yang terus mengubah peluang bagi negara lain dalam perekonomian global.

Marcus Loh adalah Direktur di Temus, sebuah firma layanan transformasi digital yang berkantor pusat di Singapura, di mana ia menjabat sebagai kepala bisnis Step IT Up dan memimpin urusan masyarakat, pemasaran, dan komunikasi strategis.

Beliau sebelumnya adalah Presiden Institut Hubungan Masyarakat Singapura dan saat ini menjabat sebagai anggota komite eksekutif cabang transformasi digital SG Tech, asosiasi perdagangan terkemuka untuk industri teknologi Singapura.